RSS Subscribe

Tuesday, 4 January 2011

Taqarrab Ila Allah




Salam,buat pembaca budiman yang dikasihi Allah..

Taqarrab ila Allah.Kenapa saya menulis mengenai taqarab ila Allah?Jika sebelum ini saya menulis mengenai cara2 untuk mencintai Allah atau adakah kita benar2 mencintai Allah?
Bila difikir semula,bagaimana kita ingin mencintai Allah,jika kita tidak mendekatkan diri kepadaNya?

Tajuk mendekatkan diri kepada Allah,luas konsepnya.Bayangkan kita berjalan di dalam lorong yang gelap.Kita berasa takut dan cemas,mula limbic system kita memainkan peranan.Symphathetic reflex seperti
berpeluh,increase heart rate dan lain2 mula bertindak.Symptom2 stress iaitu muscle tension,inability to concntrate,irritability dan pening2 juga mungkin akan terwujud.

Lalu kita berzikir dan membaca ayat kursi sebanyak yang mungkin.Adakah setelah kita baca ayat2 tersebut akan hilang seratus pe
ratus dan wujud perasaan taqarrab ila Allah?

Cuba bayangkan pula kita sedang bangun dari tidur pada waktu malam.Pukul 3 pagi,kita mengangkat kaki kita menuju ke bilik air untuk mengambil wuduk.Lalu kita duduk di atas sajadah dan berzikir sebanyak-banyaknya.Sehingga mengalir air mata.Teresak-
esak rindukan Allah.

Lihat dua situasi ini,membuat perkara yang sama.Akan tetapi akibat atau kesannya berbeza.

Mengapa??

Sahabat yang dikasihi..saya sebenarnya sedang berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah.Saya yakin sahabat juga begitu.

Apa yang saya ingin sampaikan ialah;

Taqarab ila Allah tidak akan berlaku melainkan bermula dengan hati.Jika sebanyak mana kita beramal,kita berzikir,dan berdakwah,tetapi hati masih terpaut dengan dunia,tidak yakin dengan sepenuh jiwa kepada Allah sampai ke akhir hayat pun kita tidak akan bertemu nikmat taqarrab ila Allah.

Begitu juga semasa peperiksaan.Kebanyakkan pelajar,akan ingin mendekatkan di
ri kepada Allah dengan banyak berdoa,membaca Al-Quran dan bertahajud.Tetapi niat mereka bukan kerana ingin taqarub ila Allah,akan tetapi kerana ingin lulus degan cemerlang dalam peperiksaan.Cemerlang insyaAllah akan dapat,tetapi taqarub ila Allah itu bukan lah taqarub yang sebenar-benarnya.

Taqarub ila Allah yang sebenar ialah beribadah kepada Allah dengan apa cara bentuk sekalipun berniatkan ingin mencari keredaan dan ingin menghilangkan rindu kepada Allah yang teramat sangat di hati.Dan apabila kita beribadah rindu itu tidak akan hilang tetapi akan bertambah.Dan kesan kenikmatan akan kita perolehi dengan mati dalam husnul khatimah.insyaallah.
Hati yang dekat kepada Allah akan:

1. Sholat wajib tepat waktu, selalu berdoa dan berdzikir kepada Allah
Dengan sholat, berdo'a dan dzikir kepada Allah, Inya Allah hati menjadi tenang, damai dan makin dekat dengan-Nya

2. Sholat tahajud
Dengan sholat tahajud Insya Allah cenderung mendapatkan perasaan tenang. Hal ini dimungkinkan karena di tengah kesunyian malam didapatkan kondisi keheningan dan ketenangan suasana,yang tentu saja semua itu hanya dapat terjadi atas izin-Nya. Pada malam hari, diri ini tidak lagi disibukkan dengan urusan pekerjaan ataupun urusan-urusan duniawi lainnya sehingga dapat lebih khusyu saat menghadap kepada-

Nya.

3. Mengingat kematian yang dapat datang setiap saat
Kematian sebenarnya sangat dekat, lebih dekat dari urat leher kita. Dan dapat secepat kilat menjemput.

4. Membayangkan tidur di dalam kubur.
Membayangkan tidur dalam kuburan yang sempit , gelap dan sunyi saat kita mati nanti. Semoga amal ibadah kita selama di dunia ini dapat menemani kita di alam kubur nanti.

5. Membayangkan kedahsyatan siksa neraka.
Azab Allah sangat pedih bagi yang tidak menjauhi larangan-Nya dan tidak mengikuti perintah-Nya. Ya Allah jauhkanlah kami dari siksa neraka-Mu, karena kami sangat takut akan siksa neraka-Mu.Ya Allah bimbinglah kami agar dapat memanfaatkan sisa hidup kami untuk selalu dijalan-Mu.……

6. Membayangkan surga-Nya.Kesenangan duniawi hanya bersifat sementara, sangat singkat dibanding dengan kenikmatan di akhirat yang tidak dibatasi waktu.Semoga kita dapat selalu mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan Insya Allah diizinkan untuk meraih Surga-Nya. Amin…..

7a. Mengikuti tausyiah atau mengikuti pengajian secara rutin seminggu satu kali (minimal), dua kali atau lebih. Insya Allah... dengan mendengar tausyiah atau mengikuti pengajian, akan meningkatkan keimanan karena selalu diingatkan kembali utk selalu dekat kpd Allah SWT. Perlu dicatat, dikarenakan iman bisa turun atau naik, maka harus dijaga agar iman tetap stabil pada keadaan tinggi/ kuat dengan mengikuti tausyiah, pengajian dsb.

7b. Bergaul dengan orang-orang sholeh.
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa tingkat keimanan kita bisa turun atau naik, untuk itu perlu dijaga agar tingkat keimanan kita tetap tinggi. Berada pada lingkungan kondusif dimana orang-orangnya dekat dengan Allah SWT, Insya Allah juga akan membawa kita untuk makin dekat kepada-Nya.

8. Membaca Al Qur'an dan maknanya (arti dari setiap ayat yang diba

ca)
Insya Allah dengan membaca Al Qur'an dan maknanya, akan menjadikan kita makin dekat dengan-Nya.

9. Menambah pengetahuan keislaman dengan berbagai cara, antara lain dengan : membaca buku, membaca di internet (tentang pengetahuan Islam, artikel Islam, tausyiah dsb), melihat video Islami yang dapat meningkatkan keimanan kita.

10. Merasakan kebesaran Allah SWT, atas semua ciptaan-Nya seperti Alam Semesta (jagad raya yang tidak berbatas) beserta semua isinya.

11. Merenung atas semua kejadian alam yang terjadi di sekeliling kita (tsunami, gunung meletus, gempa dsb). Dimana semua itu mungkin berupa ujian keimanan, peringatan, atau teguran bagi kita agar kita selalu ingat kepada-Nya/ mengikuti perintah-Nya. Bukan makin tersesat ke perbuatan maksiat atau perbuatan lain yang dilarang oleh-Nya. Ya Allah kami mohon bimbingan-Mu agar kami dapat selalu introspeksi atas semua kesalahan yang kami perbuat, meninggalkan larangan-Mu dan kembali ke jalan-Mu ya Allah.

12. Mensyukuri begitu besar nikmat yang sudah dibe

rikan oleh Allah SWT Jangan selalu melihat ke atas, lihatlah orang lain yang lebih susah. Begitu banyak nikmat yang diberikan oleh-Nya.Saat ini kita masih bisa bernafas, masih bisa makan, bisa minum, masih mempunyai keluarga, masih mempunyai apa yang kita miliki saat ini,masih mempunyai panca indera mata, hidung, telinga dan...masih bisa bernafas (masih diberi kesempatan hidup). Masih pantaskah kita tidak bersyukur dan tidak berterimakasih pada-Nya.

No comments:

Post a Comment